Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, memahami siapa sebenarnya target pengguna menjadi kunci keberhasilan strategi pemasaran. Salah satu cara yang bisa membantu brand lebih mengenal audiensnya adalah dengan membuat user persona.
Melalui pendekatan ini, kamu bisa memetakan karakter, kebutuhan, hingga perilaku konsumen secara lebih mendalam. Dengan begitu, keputusan bisnis dan strategi komunikasi pun bisa dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
Nah, lewat artikel ini, kamu akan mempelajari apa itu user persona, tujuan dan manfaatnya, hingga langkah-langkah membuat user persona yang efektif.
Apa itu User Persona?
User persona adalah gambaran atau profil fiksi dari pengguna ideal suatu produk atau layanan. Meskipun bukan orang sungguhan, persona ini dibuat berdasarkan riset nyata agar bisa mewakili kebutuhan, kebiasaan, dan tujuan pengguna dengan akurat. Menurut Career Foundry, user persona adalah karakter fiksi yang mewakili pengguna ideal dari suatu produk digital.
Buat kamu yang baru mulai di dunia bisnis atau digital marketing, istilah ini mungkin terdengar baru. Tapi sebenarnya, user persona penting banget karena bisa bantu kamu lebih paham siapa target pasar yang sebenarnya biar strategi dan produk yang kamu buat jadi lebih tepat sasaran.
Tujuan User Persona
Berikut adalah beberapa tujuan dari pembuatan user persona yang dapat membantu tim untuk lebih memahami pengguna, membuat keputusan bisnis yang lebih tepat, serta meningkatkan strategi pemasaran dan kolaborasi antar tim.
-
Memahami Pengguna Secara Mendalam
Salah satu alasan utama dibuatnya user persona adalah untuk memahami siapa pengguna sebenarnya. Dengan memiliki gambaran jelas tentang kebutuhan, ekspektasi, dan kebiasaan pengguna, tim desain atau pemasaran bisa menciptakan produk dan strategi yang lebih relevan. Ini membantu memastikan bahwa solusi yang ditawarkan benar-benar menjawab masalah pengguna.
-
Membantu Pengambilan Keputusan Bisnis
User persona memberikan informasi penting yang bisa dijadikan acuan saat perusahaan harus mengambil keputusan. Misalnya, fitur apa yang perlu dikembangkan terlebih dahulu, atau bagaimana cara menyampaikan pesan promosi agar lebih tepat sasaran. Dengan data dari persona, keputusan bisnis bisa dibuat dengan lebih percaya diri karena sudah berbasis kebutuhan pengguna.
-
Menentukan Segmentasi dan Target Pasar
Dengan memahami siapa pengguna idealmu, kamu bisa membagi pasar ke dalam segmen-segmen yang lebih spesifik. Ini penting untuk memaksimalkan strategi pemasaran dan distribusi produk. Setiap persona bisa mewakili kelompok target tertentu, sehingga kamu tahu ke mana harus fokus dan bagaimana cara menjangkau mereka.
-
Meningkatkan Efektivitas Strategi Marketing
User persona membuat strategi pemasaran jadi lebih terarah. Konten, kampanye, hingga iklan yang dibuat akan terasa lebih personal dan relevan karena didasarkan pada karakteristik pengguna. Ini akan meningkatkan kemungkinan interaksi dan konversi karena pesan yang disampaikan benar-benar sesuai dengan audiensnya.
-
Mengintegrasikan Tim Lintas Divisi
Persona pengguna juga berguna untuk menyatukan pemahaman antar tim yang berbeda mulai dari marketing, produk, desain, hingga manajemen. Karena semua tim mengacu pada data dan profil pengguna yang sama, kerja sama jadi lebih sinkron dan keputusan yang diambil pun selaras dengan kebutuhan pengguna.
Manfaat User Persona
Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan user persona.
-
Menyederhanakan Visualisasi Konsumen
User persona membantu menyajikan informasi tentang konsumen dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Daripada melihat tumpukan data mentah, tim bisa langsung membayangkan siapa penggunanya melalui profil fiktif yang merepresentasikan mereka. Ini sangat berguna dalam proses perencanaan maupun komunikasi antar tim.
-
Menjadi Representasi Hasil Riset
Persona pengguna merupakan hasil dari pengolahan berbagai data, baik kuantitatif maupun kualitatif. Dengan menyusunnya menjadi satu karakter fiktif, hasil riset menjadi lebih konkret dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai divisi mulai dari desainer produk, tim marketing, hingga pimpinan perusahaan.
-
Membantu Pengembangan Produk Sesuai Kebutuhan
Dengan memahami siapa pengguna ideal dan apa yang mereka butuhkan, proses pengembangan produk menjadi lebih terarah. User persona membantu tim menciptakan solusi yang benar-benar relevan dan mampu menjawab masalah pengguna, sehingga meningkatkan peluang produk diterima dengan baik di pasar.
-
Menjadi Panduan dalam Pembuatan Konten atau Kampanye
Dalam dunia pemasaran, persona bisa dijadikan acuan saat menyusun strategi kampanye atau konten. Dengan tahu siapa audiensnya, kamu bisa membuat pesan yang lebih personal dan tepat sasaran baik dari sisi bahasa, visual, hingga saluran komunikasi yang digunakan.
-
Sebagai Alat Evaluasi dan Perbaikan Strategi
Persona pengguna tidak hanya berguna di awal perencanaan, tapi juga saat evaluasi. Saat kampanye atau produk berjalan, persona bisa menjadi acuan untuk melihat apakah strategi yang dijalankan sudah sesuai dengan karakter pengguna, atau perlu disesuaikan ulang berdasarkan perubahan perilaku mereka.
Jenis-jenis User Persona
Dalam menyusun user persona, kamu akan menemukan bahwa data konsumen dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis utama, yaitu:
Ketiga jenis ini membantu menggambarkan kondisi, kebutuhan, serta perilaku pengguna secara lebih menyeluruh. Berikut penjelasannya:
-
Pain Points
Pain points adalah masalah atau tantangan yang sedang dialami pengguna. Di tahap ini, konsumen biasanya berada dalam kondisi kebingungan atau frustasi karena belum menemukan solusi yang tepat untuk kebutuhannya. Dengan mengidentifikasi pain points, kamu bisa:
- Mengetahui secara spesifik masalah yang dihadapi pengguna.
- Menyusun solusi dan strategi yang relevan untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk menawarkan harapan atau perbaikan yang sesuai dengan keinginan mereka.
-
User’s Goals
User’s goals menggambarkan tujuan atau hasil akhir yang ingin dicapai oleh konsumen. Ini bisa berupa keinginan jangka pendek maupun panjang misalnya, ingin menurunkan berat badan, mengelola keuangan dengan lebih baik, atau mempercepat proses kerja.
Dengan memahami tujuan mereka, kamu bisa menawarkan produk atau layanan yang selaras dengan aspirasi tersebut, serta menyusun pendekatan yang terasa lebih personal dan relevan bagi audiens.
-
Behaviour (Perilaku Pengguna)
Behaviour merujuk pada kebiasaan atau cara pengguna berinteraksi dengan produk, layanan, maupun informasi yang kamu sediakan. Ini bisa meliputi pola penggunaan aplikasi, waktu paling sering berinteraksi, hingga respons terhadap fitur tertentu.
Analisis perilaku sangat penting karena bisa menjadi bahan evaluasi bagi tim desain, marketing, dan pengembangan produk. Dari sini, kamu bisa menyesuaikan pengalaman pengguna agar lebih optimal dan sesuai dengan ekspektasi mereka.
Ketiga jenis user persona ini tidak hanya membantu mengenal siapa audiens kamu, tapi juga menjadi dasar penting untuk perbaikan strategi bisnis secara keseluruhan.
Cara Membuat User Persona
Membuat user persona yang tepat tidak bisa asal-asalan. Butuh proses yang terstruktur agar hasilnya benar-benar mencerminkan siapa pengguna ideal dari produk atau layanan kamu. Berikut langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:
-
Kumpulkan Data Valid melalui Riset Mendalam
Langkah awal adalah mengumpulkan data yang relevan dan dapat dipertanggungjawabkan. Riset ini bertujuan untuk memahami siapa target pengguna kamu secara nyata baik dari sisi demografi, kebiasaan, hingga kebutuhan. Gunakan berbagai sumber, seperti wawancara, ulasan produk, observasi lapangan, atau data digital.
-
Gunakan Metode Kualitatif dan Kuantitatif
Kamu bisa menggabungkan dua metode utama dalam proses riset:
- Kualitatif: Mendalami sudut pandang dan motivasi pengguna melalui wawancara atau diskusi kelompok kecil (10–20 orang).
- Kuantitatif: Mengumpulkan data dalam skala besar lewat survei online, analisis data web, atau feedback digital.
Keduanya akan saling melengkapi untuk memberikan gambaran yang utuh.
-
Buat Hipotesis dan Analisis Data
Dari hasil riset, kamu bisa mulai menyusun hipotesis awal tentang karakter dan perilaku pengguna. Gunakan alat bantu seperti affinity diagram atau empathy map untuk mengelompokkan temuan, mengidentifikasi pola, dan memahami kebutuhan pengguna secara menyeluruh.
-
Tetapkan Jumlah Persona yang Dibutuhkan
Tidak semua proyek membutuhkan banyak persona. Umumnya, satu hingga tiga persona cukup mewakili berbagai tipe pengguna utama dalam sebuah layanan. Pastikan persona yang dibuat benar-benar mewakili segmen yang berbeda dan relevan.
-
Rinci Karakter dan Deskripsi Persona
Buat profil lengkap untuk setiap persona. Rincian ini bisa mencakup nama, usia, pekerjaan, latar belakang pendidikan, motivasi, tujuan, hambatan, serta perilaku saat menggunakan produk. Semakin spesifik dan realistis, semakin mudah tim kamu memahami pengguna tersebut.
-
Buat Skenario Penggunaan atau Permasalahan
Persona akan lebih hidup jika kamu menyusun skenario yang menggambarkan permasalahan nyata yang mereka hadapi dan bagaimana produk kamu bisa menjadi solusinya. Ini akan sangat berguna dalam pengambilan keputusan desain dan pengembangan fitur.
-
Libatkan Seluruh Tim dalam Proses
User persona bukan hanya milik tim desain atau marketing. Libatkan tim lintas fungsi, seperti produk, legal, customer service, dan manajemen agar persona yang dibuat bisa digunakan secara menyeluruh dalam pengembangan strategi bisnis.
-
Lakukan Penyesuaian dan Evaluasi Berkala
Persona tidak bersifat statis. Kebutuhan, perilaku, dan ekspektasi pengguna bisa berubah seiring waktu. Oleh karena itu, lakukan evaluasi berkala untuk memperbarui data, menambahkan informasi baru, atau bahkan merevisi persona yang sudah tidak relevan lagi.
Ciri-ciri User Persona yang Baik
-
Berdasarkan Data Riset yang Akurat
User persona yang efektif harus dibuat dari hasil riset nyata, bukan sekadar asumsi. Data yang dikumpulkan bisa berasal dari wawancara, survei, atau observasi langsung terhadap perilaku pengguna. Dengan riset yang kuat, persona akan mencerminkan karakteristik pengguna sesungguhnya secara lebih akurat.
-
Fokus pada Kelompok User Spesifik
Persona sebaiknya mewakili kelompok pengguna yang relevan dan spesifik—bukan semua orang. Semakin fokus targetnya, semakin besar kemungkinan produk atau strategi yang dibuat bisa menjawab kebutuhan mereka secara tepat. Hindari membuat persona yang terlalu umum karena akan sulit diimplementasikan.
-
Mewakili Beberapa Tipe Pengguna (3–5 Persona)
Idealnya, sebuah bisnis memiliki 3 hingga 5 persona yang masing-masing mewakili jenis pengguna berbeda. Ini membantu dalam mengelola variasi kebutuhan pasar tanpa membuat strategi terlalu rumit. Tiap persona sebaiknya punya nama, latar belakang, dan motivasi yang berbeda.
-
Disusun Sesuai Prioritas Strategis
Tidak semua persona memiliki bobot yang sama. Oleh karena itu, penting untuk menentukan mana yang menjadi prioritas utama dalam pengembangan produk atau pemasaran. Hal ini membantu tim fokus pada persona yang paling berdampak terhadap tujuan bisnis.
-
Terintegrasi dengan Tujuan Bisnis
User persona yang baik harus sejalan dengan arah dan tujuan bisnis. Artinya, persona tersebut tidak hanya relevan secara pengguna, tetapi juga mendukung strategi pertumbuhan dan pengambilan keputusan di dalam perusahaan.
Contoh User Persona
Berikut ini merupakan berbagai jenis produk digital beserta contoh user persona yang menggambarkan karakteristik pengguna masing-masing produk tersebut:
-
User Persona untuk Aplikasi Keuangan (seperti Blu BCA atau Jago)
Nama : Budi Santoso
Demografi : 33 tahun, pria, menikah, tinggal di Surabaya, bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Latar Belakang : Tidak terlalu melek teknologi, namun ingin mengelola keuangan pribadi dan keluarga dengan lebih baik.
Kebutuhan & Tantangan : Ingin aplikasi yang mudah digunakan, dapat membantu mencatat pengeluaran harian, dan mengatur anggaran bulanan. Sering bingung dengan istilah-istilah keuangan digital.
Perilaku Digital : Jarang menggunakan aplikasi selain WhatsApp dan YouTube, tapi mulai belajar menggunakan aplikasi keuangan karena ingin lebih hemat.
Motivasi & Tujuan : Menabung untuk pendidikan anak dan pensiun.
Pain Point : Navigasi aplikasi yang rumit, fitur yang tidak intuitif, dan kurangnya panduan dalam bahasa Indonesia.
-
User Persona untuk Aplikasi Perjalanan (seperti Traveloka)
Nama : Vania Mareta
Demografi : 29 tahun, wanita, single, tinggal di Jakarta, travel blogger & freelance fotografer.
Latar Belakang : Sering bepergian untuk konten traveling, biasa merencanakan perjalanan secara mandiri.
Kebutuhan & Tantangan : Membutuhkan aplikasi dengan fitur booking cepat untuk tiket dan hotel, filter yang detail, dan review akurat. Tidak suka aplikasi yang lambat dan penuh iklan.
Perilaku Digital : Sering membagikan review hotel dan tempat wisata di media sosial, menggunakan fitur bundling tiket+hotel untuk menghemat.
Motivasi & Tujuan : Menemukan tempat baru dan berbagi pengalaman wisata kepada pengikutnya.
Pain Point : Harga yang tidak transparan saat checkout, kurangnya opsi transportasi lokal dalam aplikasi.
-
User Persona untuk Aplikasi Hiburan (seperti Netflix atau Disney+)
Nama : Kevin Aditya
Demografi : 17 tahun, pria, pelajar SMA kelas 12, tinggal di Manado.
Latar Belakang : Suka menonton anime, film sci-fi, dan serial fantasi.
Kebutuhan & Tantangan : Ingin aplikasi yang bisa digunakan di HP dan laptop tanpa buffering, tersedia subtitle Bahasa Indonesia, dan fitur hemat kuota.
Perilaku Digital : Mengakses aplikasi streaming hampir setiap malam, menggunakan Wi-Fi rumah atau kuota malam.
Motivasi & Tujuan : Hiburan setelah belajar dan menyalurkan minat terhadap dunia fiksi.
Pain Point : Episode yang belum lengkap, biaya langganan mahal untuk pelajar.
Dengan memahami user persona seperti Dina, kamu bisa merancang produk digital yang benar-benar relevan dan user-friendly.
Ingin bantu bisnismu tumbuh lewat strategi berbasis insight seperti ini? Dativ, kami siap membantumu membangun pengalaman digital yang tepat sasaran, mulai dari riset audiens hingga implementasi kreatif. Yuk, wujudkan solusi digital yang berdampak bersama kami!